Rusia Akan Menyerang NATO Dalam 5 Tahun Ini. Peringatan keras dari Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte pada 11 Desember 2025 di Berlin kembali mengguncang Eropa: Rusia bisa siap menyerang negara anggota NATO dalam lima tahun ke depan. Rutte, yang baru saja pimpin aliansi ini sejak Oktober, sebut Rusia sedang bangun ekonomi perang, dengan produksi senjata yang melonjak dan militer tetap besar meski perang Ukraina berlangsung. Ini bukan ancaman kosong; Rutte tuntut anggota NATO naikkan belanja pertahanan jadi 5 persen PDB hingga 2035—dua kali lipat target saat ini. Ancaman ini datang di tengah ketegangan Ukraina, di mana Rusia klaim produksi drone dan rudal sudah melebihi NATO. Bagi Eropa, ini panggilan bangun “war footing” seperti kakek buyut mereka lawan Perang Dunia—tapi Rusia bilang ini propaganda NATO. Dengan ekonomi Rusia fokus militer, pertanyaan besar: apakah konflik besar tak terhindarkan dalam setengah dekade? BERITA BOLA
Peringatan Rutte dan Ancaman Rusia: Rusia Akan Menyerang NATO Dalam 5 Tahun Ini
Rutte bicara tegas di Berlin: “Konflik sudah di depan pintu. Rusia bawa perang kembali ke Eropa, dan kita harus siap untuk skala perang seperti kakek buyut kita alami.” Ia proyeksi Rusia siap pakai kekuatan militer lawan NATO dalam lima tahun, karena Moskow pertahankan tentara 600.000 orang pasca Ukraina, dengan belanja pertahanan 6,5 persen PDB. Ini sejalan laporan intelijen Jerman Maret lalu: Rusia siap perang besar konvensional hingga 2030. Rutte soroti produksi Rusia: jutaan peluru artileri, ribuan tank, dan drone massal—NATO harus match itu dengan naikkan produksi empat kali lipat untuk pertahanan udara. Ia kritik sekutu yang “terlalu santai”, bilang waktu bukan sekutu—Rusia sudah “next target” setelah Ukraina. Ini panggilan aksi: summit NATO bulan ini di Den Haag bakal tekan target 5 persen PDB, termasuk 3,5 persen untuk inti militer.
Kemampuan Militer Rusia yang Meningkat: Rusia Akan Menyerang NATO Dalam 5 Tahun Ini
Rusia tak main-main bangun kekuatan. Sejak invasi Ukraina 2022, Moskow ubah ekonomi jadi mode perang: pabrik produksi senjata 24/7, dengan output drone dan rudal melebihi NATO. Laporan Wall Street Journal April 2025 sebut Rusia siap perang besar lawan NATO dalam 7-10 tahun pasca Ukraina, tapi Rutte percepat timeline jadi lima tahun karena stok senjata Rusia sudah matang. Putin rencanakan pertahankan 600.000 tentara aktif, plus rekrutmen massal—korban Ukraina 1 juta tak hentikan momentum. Di sisi lain, NATO lambat: hanya 23 dari 32 anggota capai 2 persen PDB tahun ini, dan produksi peluru artileri masih di bawah Rusia. Rutte tuntut “quantum leap”: ribuan tank baru, jutaan peluru, dan pertahanan udara empat kali lipat. Ini bukan hipotesis; intelijen Baltik proyeksi serangan terbatas ke negara Baltik dalam 2-3 tahun pasca Ukraina.
Respons NATO dan Kritik dari Rusia
NATO gerak cepat: Rutte desak Eropa ambil tanggung jawab utama, karena AS pivot ke China dan Timur Tengah. Juni lalu, anggota setuju naikkan target 5 persen PDB hingga 2035, tapi Rutte bilang harus lebih cepat—beberapa negara seperti Jerman dan Prancis sudah hidupkan wajib militer sukarela untuk usia 18 tahun. Di sisi lain, Rusia tolak tuduhan: juru bicara Kremlin Dmitry Peskov sebut NATO “alat agresi”, dan Putin bilang serangan ke NATO “gila”. Tapi Rutte balas: Putin rela korbankan rakyatnya di Ukraina, apa lagi ke NATO? Ini tambah ketegangan hybrid: serangan siber, disinformasi, dan drone dekat pangkalan NATO naik tahun ini. NATO respons dengan redeploy pasukan AS ke Eropa Timur, tapi Rutte ingatkan: tanpa produksi cepat, aliansi rentan.
Kesimpulan
Peringatan Rutte soal Rusia serang NATO dalam lima tahun jadi alarm merah Eropa, dorong belanja pertahanan 5 persen PDB dan produksi senjata massal. Dari kemampuan Rusia yang matang hingga respons NATO yang mendesak, ini soroti risiko perang besar pasca Ukraina. Putin tolak tuduhan, tapi fakta produksi senjata tak bohong—Eropa harus siap, bukan santai. Bagi dunia, ini pelajaran: damai Ukraina tak cukup; NATO butuh “wartime mindset” sekarang. Pantau summit Den Haag—karena lima tahun bukan waktu lama, dan konflik di pintu sudah mengetuk.