davina karamoydavina karamoy

Davina Karamoy Bilang Aduh di Bilang Punya Image Pelakor. Di tengah gemerlap dunia hiburan Tanah Air, Davina Karamoy kembali menjadi sorotan. Aktris muda yang dikenal dengan wajah cantik dan akting memikat ini baru saja menyuarakan kekesalannya saat disinggung soal image “pelakor” yang melekat padanya. Saat wawancara santai baru-baru ini, Davina spontan bilang “Aduh” ketika ditanya apakah citra perebut laki orang itu masih menghantuinya. Respons polosnya itu langsung viral, mengundang simpati sekaligus diskusi panas di kalangan netizen. Bukan hal baru bagi Davina, yang karirnya sering kali diwarnai peran-peran kontroversial. Namun, kali ini ia tampak lebih tegas membela diri, menekankan bahwa itu hanyalah tuntutan profesi. Kisah ini mengajak kita melihat lebih dalam bagaimana batas antara peran fiksi dan realita sering kabur, terutama bagi selebriti seperti Davina yang naik daun lewat karakter-karakter berani.

Respons Davina Karamoy Terhadap Tuduhan Image Pelakor

Davina Karamoy tak menyangka peran pelakor yang pernah ia mainkan bakal jadi “bayang-bayang” seumur hidup. Dalam obrolan terbarunya, ia mengaku sering kali merasa lelah dengan label itu. “Aduh, kok masih aja dibahas ya,” katanya sambil tertawa getir, menunjukkan campuran antara geli dan frustrasi. Bagi Davina, image pelakor ini muncul sejak ia memerankan Rani di sebuah film drama romansa yang sukses besar dua tahun lalu. Karakter itu, seorang wanita yang nekat merebut pasangan orang, langsung meledak di pasaran. Penonton suka, tapi tak sedikit yang menyamakan Davina dengan perannya. “Itu kan cuma akting. Aku nggak gitu kok di dunia nyata,” tegasnya, mencoba meredam gosip yang tak kunjung reda.

Tak berhenti di situ, Davina juga berbagi cerita soal dilema internal saat menerima tawaran serupa. “Awalnya aku ragu banget. Takut image-nya nempel terus,” ungkapnya. Tapi sebagai profesional, ia sadar bahwa peran seperti ini justru membuka pintu karier lebih lebar. Ia bahkan menyebut itu sebagai “tuntutan profesi aktris”, di mana tantangan emosional jadi bagian dari paket. Responsnya yang jujur ini langsung dapat dukungan dari rekan sesama artis. Beberapa di antaranya ikut bersuara di media sosial, bilang bahwa Davina adalah korban stereotip yang tak adil. Netizen pun terbelah: ada yang bela habis-habisan, ada pula yang tetap nyinyir dengan komentar pedas. Pokoknya, satu kata “aduh” dari Davina sukses bikin timeline ramai seharian.

Jejak Karier Davina Karamoy di Peran Kontroversial

Karier Davina Karamoy memang tak lepas dari peran-peran yang bikin kontroversi. Sejak debut di layar lebar pada 2020, ia langsung dapat sorotan lewat sinetron remaja. Tapi yang bikin namanya melejit adalah peran antagonis di film-film thriller romansa. Setelah Rani, tahun ini ia kembali jadi Sarah di “Dendam Malam Kelam”, karakter pelakor yang lebih gelap dan penuh intrik. “Karakter ini beda, lebih kompleks. Bukan cuma penggoda, tapi ada lapisan trauma masa lalu,” jelas Davina soal perbedaannya. Film itu rilis Mei lalu dan langsung laris, bukti bahwa penonton doyan cerita-cerita pedas seperti ini.

Bukan tanpa alasan Davina sering dapat tawaran serupa. Produser bilang, wajahnya cocok untuk peran wanita misterius yang bikin penasaran. Dari situ, ia dapat proyek satu demi satu: iklan, endorsement, bahkan panggung teater. Tapi, jejak ini juga bawa beban. Dulu, saat kabar hubungannya dengan Verrell Bramasta bocor, Davina langsung diserang sebagai pelakor sungguhan. Padahal, fakta menunjukkan ia justru korban dari drama rumah tangga orang lain. “Dari dulu sampe sekarang, dikata-kata gitu. Padahal aku yang disakiti,” curhatnya di podcast baru-baru ini. Pengalaman itu bikin ia lebih hati-hati, tapi juga lebih kuat. Kini, di usia 25 tahun, Davina mulai eksplor peran lain, seperti komedi ringan, untuk diversifikasi image.

Dampak pada Kehidupan Pribadi dan Publik

Image pelakor tak hanya ganggu karier, tapi juga nyerempet kehidupan pribadi Davina. Ia pernah cerita soal postingan close friend yang bocor di Instagram, yang bikin netizen salah paham dan tuduh ia pelakor beneran. “Itu cuma curhatan biasa, kok langsung heboh,” katanya waktu itu. Dampaknya? Stres berat, sampai harus konsultasi psikolog. Di sisi publik, ini bikin ia lebih selektif pilih teman dan media sosial. Tapi, ironisnya, kontroversi justru naikin popularitasnya. Followers-nya melonjak, tawaran modeling datang bertubi-tubi. “Kadang aku mikir, ini untung atau ruginya lebih besar?” tanyanya retoris.

Bagi publik, kasus Davina jadi cermin soal budaya gosip di Indonesia. Banyak yang bilang, perempuan sering lebih mudah dihakimi soal hubungan. Davina sendiri aktif kampanye body positivity dan mental health, berbagi tips atasi cyberbullying. “Jangan biarin label orang lain definisikan dirimu,” pesannya yang sederhana tapi ngena. Di level lebih luas, ini dorong diskusi soal etika casting di industri film. Apakah sutradara terlalu sering tipekan aktor ke peran stereotip? Davina harap, masa depan karirnya bisa lepas dari bayang-bayang itu, fokus ke cerita yang lebih empowering.

Kesimpulan

Davina Karamoy dengan satu kata “aduh” telah membuka babak baru dalam narasi karirnya. Dari respons spontan itu, terlihat betapa ia lelah tapi tetap tangguh menghadapi image pelakor yang tak diinginkan. Kariernya yang cemerlang tak lepas dari peran kontroversial, tapi jelas ia ingin lebih dari itu. Dampaknya pada pribadi dan publik jadi pelajaran berharga: batas fiksi dan fakta harus dijaga, terutama di era digital yang haus sensasi. Ke depan, semoga Davina bisa bangun citra baru yang lebih bebas, sambil terus hibur penonton lewat talenta aslinya. Siapa tahu, “aduh” kali ini justru jadi titik balik menuju peran ikonik berikutnya. Yang pasti, Davina tetap jadi idola yang relatable, di tengah badai gosip yang tak pernah reda.

Baca Selengkapnya…

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *